TENTANG AJAG (atau Ajax..?)

Sedang browsing, ketika menemukan situs ini cegahsatwapunah.com

Ide yang sangat bagus dan layak diberi dukungan....

Salah satu, artikel yang menarik adalah tentang anjing liar atau ajag (atau ajax yah..? ).
Ada paragraph yang berbunyi :
Kehidupan dan komunitas Ajag terbiasa hidup berkelompok atau bergerombol dalam lima hingga dua belas ekor, tergantung lingkungannya. Tetapi di Taman Nasional Gunung Leuser, Ajag ditemukan hidup soliter. Perburuan akan Ajag di hutan-hutan dewasa ini semakin meningkat................

Jadi teringat akan salah satu buku sejarah yg sialnya saya lupa apa judulnya, tapi untungnya saya ingat bahwa buku tersebut telah lama hilang............

Buku itu mengatakan bahwa semasa penjajahan belanda, para serdadu belanda sering mengisi waktunya dengan berburu menembak ajag ini tanpa perlu harus berpindah dari posisi mereka. Hal ini bisa dilakukan karena pada masa itu, ajag-ajag sangat banyak dan gampang dijumpai di tanah jawa ini.

Saya jadi teringat juga akan cerita-cerita mengerikan dari beberapa rekan saya yang berasal dari daerah Banyuwangi................cerita ini berasal dari masa lalu Indonesia, sekitar tahun 1965-1966, pada masa pembantaian masa PKI. Konon, di daerah banyuwangi (seingat saya namanya Jurang Tangis), massa dan simpatisan PKI ditangkap dan dibawa ke tepi jurang tersebut........mereka diberi pilihan "di Bunuh atau lompat ke dasar jurang...?"
Pilihan yang sama-sama tidak enak, mengingat jurang ini dalamnya sekitar 2km. Namun, banyak yang memilih untuk terjun bebas, karena kesempatan hidup masih ada........!!!
Tapi yang tidak disadari oleh korban tersebut adalah, walaupun mereka masih bisa terjun bebas dan masih hidup, tapi diyakini kalau mereka terluka parah, dan berdarah-darah. Dan yang paling diluar dugaan bahwa di dasar jurang tersebut, banyak anjing-anjing liar yang hidup bergerombol hingga mencapai ratusan. Membandingkan ciri-ciri cerita rekan saya tersebut dengan ciri-ciri yang saya baca di situs ini, saya yakin kalau anjing-anjing liar tersebut adalah ajag eh ajax eh........

Saya juga teringat akan masa lalu saya. Sewaktu masih duduk di SMP, sekolahan saya itu terletak di daerah Ganting, yang masih banyak sawah, kebun tebu dan juga hutan-hutan kecil. Lokasi yang memungkinkan untuk berkembang-biaknya hewan yang bernama "garangan" yang saya yakini sebagai salah satu dari jenis musang.......

Garangan...
(photo saya dapat dari : sonobudoyo.jogjaprov.co.id)

Cara berburu garangan dengan dibantu oleh beberapa ekor anjing kampung. Dengan bantuan penciuman tajam dari anjing-anjing ini, saya beserta kawan-kawan sekolah (satu kelompok bisa mencapai 7 orang manusia dan 5 ekor anjing kampung) berburu garangan di lokasi-lokasi persawahan luas, kebun-kebun tebu, hutan-hutan kecil yang biasa saya sebut "barongan" biasanya penduduk setempat mengacu pada hutan bambu.
Perburuan ini biasanya disebut "ngajag". Berdasarkan pelajaran Bahasa Jawa yang saya dapat, kata-kata "ngajag" ini berasal dari kata dasar "ajag" dan tambahan "ng" yang berarti melakukan atau mencari atau berburu "ajag"..........
Mungkinkah perburuan ini (ngajag) berasal dari tradisi orang-orang jawa masa lampau yang berarti berburu anjing ajag........? namun karena anjing ajag sudah sulit sekali dicari atau bahkan mungkin sudah punah dibeberapa lokasi, ngajag berubah menjadi berburu garangan. Akankah nasib, garangan akan seperti nasib ajag eh ajax eh.........?

ngomong-ngomong yang bener ajag atau ajax sih......?