Senin, 21 April 2008

UANG = (BUKAN) SEGALANYA…?

Pasti pernah dengar istilah “Uang tidak bisa membeli segalanya”. Sebuah istilah yang terdengar secara fakta memang betul. Bisakah kita membeli kebahagian kita dengan uang kita..? Bukankah kita tidak membawa uang ketika kita meninggal..?

Richard E. Easterlin, pakar ekonomi dari Amerika, mengadakan penelitian yang mendalam terhadap masalah ini. Pada tahun 1974, Easterlin mengeluarkan studi yang mengatakan bahwa “pertumbuhan ekonomi tidak banyak membawa dampak pada kebahagiaan manusia”.

People in poor countries, not surprisingly, did become happier once they could afford basic necessities. But beyond that, further gains simply seemed to reset the bar. To put it in today’s terms, owning an iPod doesn’t make you happier, because you then want an iPod Touch. Relative income — how much you make compared with others around you — mattered far more than absolute income, Lanjut Easterlin.

Ungkapan ini terkenal sebagai Easterlin Paradox. Contoh paling kongkrit dalam studi Easterlin ini adalah masyarakat Jepang yang pertumbuhan ekonominya maju pesat semenjak Perang Dunia II, namun justru mereka terlihat dalam depresi. Kemajuan ekonomi jepang membuat masyarakat jepang berada dalam kompetisi yang tinggi. Tidak bisa mengikuti perkembangan, mereka akan tersingkir.

Pada tanggal 16 April 2008, dua orang mahasiswa Universitas Pennsylvania mengeluarkan hasil studi banding mereka atas Easterlin Paradox “Economic Growth and Subjective Well-Being”. Studi ini menghasilkan semacam kontradiktif atas Easterlin Paradox, yang artinya, pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan hidup bahagia.

Sampai dengan saat ini, Prof Easterlin mungkin masih melakukan studi banding lagi terhadap essai baru ini. Kita tinggalkan pakar-pakar ekonomi tersebut. Kita akan melakukan studi sederhana sendiri terhadap diri kita, di negara kita.

Bagi anda yang mempunyai penghasilan pas-pasan, mungkin anda akan mencari sarana anda sendiri untuk menuju kebahagiaan dengan mencukupkan dana dari penghasilan anda sendiri. Mungkin anda yang akan merasa nikmat ketika anda bisa mengajak keluarga anda untuk rekreasi ke kebun binatang. Sesuai dengan bujet anda. Namun, bila anda, bisa anda bayangkan sendiri, bila anda mempunyai penghasilan diatas penghasilan anda yang sekarang, mungkin anda mempunyai banyak pilihan untuk rekreasi bersama keluarga. Ke Bali mungkin yang lebih banyak membutuhkan dana. Pada kondisi ini, bisakah kita mengkomparasikan kebahagiaan yang anda “beli” bila berlibur ke kebun binatang dengan berlibur ke Bali..?

Atau mungkin, bila anda mempunyai famili yang sedang sakit. Bila anda berpenghasilan pas-pasan mungkin sekali anda akan membawa famili anda ke rumah sakit dengan biaya yang sesuai dengan bujet anda. Mungkin anda membawa famili anda ke puskesmas, atau mungkin ke rumah sakit umum, dengan segala keruwetan yang ada disana. Sekali lagi, komparasikan bila anda mempunyai penghasilan yang lebih dari pada yang sekarang, kemungkinan besar anda akan mempunyai banyak pilihan, dimana anda kan merawat famili anda. Rumah sakit favorit, kelas nomer satu, atau bahkan pavilion. Kebahagiaan yang anda “beli” mungkin (pasti) akan anda tunjuk yang kedua.

Dengan pendapatan yang ada sekarang, mungkin anda akan menyekolahkan famili anda ke sekolah yang “biasa-biasa” saja. Tetapi bila anda mempunyai penghasilan diatas yang sekarang, anda mempunyai banyak pilihan pada sekolah favorit yang identik dengan biaya mahal. Dengan pendapatan anda yang sekarang ini, mungkin anda sudah cukup puas dengan hanya makan di warung-warung pinggir jalan. Tapi bila anda mempunyai pendapatan yang meningkat, pasti anda mempunyai opsi untuk mampir di resto-resto atau café-café ternama di kota anda.

Bukankah ini namanya Uang bisa membeli segalanya…….?

Mungkin terasa immoral kalau kita menghambakan diri pada uang.

Bicara masalah moral, nampaknya kita semua akan setuju kalau guru moral kita pertama kali adalah orang tua. Semenjak kecil kita terus di support moral positif dari ibu bapak kita. Wejangan moral berbentuk cerita, teguran, kiasan dan lain sebagainya membentuk kita, sedikit banyaknya, menjadi manusia yang ber-moral tinggi. Ungkapan seperti “bangun pagi, biar rejekinya tidak dimakan ayam”, “jangan pacaran malam-malam, tidak baik dilihat orang” atau cerita si kancil yang cerdik adalah pelajaran moral dari orang tua kita. Tapi itu untuk anak kecil, untuk kita waktu masih kecil.

Ketika kita telah dewasa, nasehat yang diberikan pada kita sudah berubah arah. Tentu kita pasti pernah bersitegang dengan orang tua kita masalah ini; “Jangan kuliah jurusan itu, nanti susah cari duwit….!” Atau “jangan menikah sama si anu itu, dia gajinya kecil, nanti susah masa depanmu…...!"

Bukankah ini yang namanya……….

Yes, Money is everthing……….

Kamis, 17 April 2008

Kopi sebagai Life Style

Sebuah surat datang ke "redaksi" saya. Dari seorang sahabat yang sering menggunakan id coffehead. Gampang ditebak, pecandu kopi. Bahkan dalam blog pribadinya, mas yang tingginya hampir 2 meter ini, berbicara mengenai kopi. Sungguh sebuah kehormatan bagi saya pribadi mendapat surat tentang "kopi". Bahkan lebih terhormat lagi anda mas coffehead, bila mau mentraktir saya barang secangkir kopi. Peace and trims.

Sudutblog.blogspot.com
======================================================

Kopi sebagai life style? Saya sendiri masih bingung apakah sekarang ngopi atau acara minum kopi di warung, coffee house atau di cafe – cafe sudah menjadi gaya hidup di masyarakat kita, secara banyak orang atau masyarakat sering mengadakan pertemuan atau hanya sekedar nongkrong di warung kopi atau cafe yang menyediakan menu kopi disana mereka banyak memperbincangkan banyak hal mulai hal-hal yang sepele bahkan sampai deal-deal tingkat tinggi, tak jarang juga keputusan-keputusan penting yang menyangkut kepentingan banyak orang banyak terjadi di warung kopi.


Istri saya sempat ngomel kalo saya berpamitan pergi untuk ngopi, kata-kata yang diucapkan selalu sama "apa sih yang diomongin waktu ngopi, sampai lama banget nongkrongnya". Saya sendiri selalu membalasi dengan tertawa saja para perempuan mungkin belum begitu paham, banyak hal yang bisa saja terjadi begitu kita duduk di warung kopi. Kita bertujuan pergi ke warung kopi mungkin hanya untuk minum kopi saja, begitu bertemu dengan teman atau orang lain disana akan timbul perbincangan-perbincangan yang bahkan kita sendiri tidak mampu menduganya, sering kali saya mendapat ilmu baru tentang berbagai hal di warung kopi, peluang-peluang bisnis kecil-kecilan juga sering saya dapatkan di warung kopi, atau bahkan teman baru hmm..... Secara tidak sadar saya berpikir begitu besar kehidupan sosial yang terjadi di warung kopi, berapa banyak peluang yang kita dapatkan hanya dengan nongkrong di warung kopi.

Memang sih peluang-peluang tersebut tidak muncul setiap hari ada moment-moment yang tidak terduga yang akan muncul begitu saja, besarnya peluang yang muncul mungkin bisa dilihat dari dimana tempat kita minum kopi, di warung kopi yang menjual segelas kopinya seharga 1500 sampai 2000 rupiah tentu akan beda peluang yang akan kita dapatkan bila kita ngopi di tempat yang menyediakan segelas kopinya dengan harga 15.000 sampai 30.000 rupiah, tapi belum tentu juga sih tempat ngopi mempengaruhi besar kecilnya peluang yang didapat. Tapi selain peluang yang bisa didapat ato gak, tempat ngopi kadang-kadang juga bisa menjadi tempat rekreasi ato refreshing yang terjangkau dan murah, kadang setelah masuk di warung kopi dan bertemu banyak teman dan kita ngobrolin apa aja semua persoalan yang kita hadapi sehari-hari, semuanya seolah berlalu begitu saja menguap bersama dengan obrolan yang kita omongkan dengan teman dan kadang juga kita ngobrolin masalah itu sendiri untuk dipecahin bersama-sama. Begitu hebatnya pengaruh sosial dari warung kopi tersebut, mungkin banyak orang membuka warung kopi, coffee house atau cafe sekarang tidak menjual kopi itu sendiri tapi gaya hidupnya, asal kopi yang disajikan enak, tempat yang nyaman atau bahkan penambahan fasilitas yang bisa bikin kita nongrong tambah lama di tempat-tempat tersebut.

Jadi tertarik juga bikin warung kopi hahahahaha.

Selasa, 15 April 2008

Pada sebuah ranjang

Tidur disebuah hotel, walaupun tidak berbintang emang terasa nyaman. Kasur yang lebih empuk daripada kasur di rumah, AC yang tidak saya punyai di rumah, TV kabel beberapa channel yang saya tidak bisa berlangganan dirumah. Membuat diri saya terasa berada dalam Surga. Tentu saja, yang paling mengasyikkan adalah teman bicara saya, wanita. Tidak perlu saya bilang cantik atau tidak. Yang pasti, turunan portugis membuat rambut ikal sepunggungnya “blonde” secara alami, tidak seperti wanita Indonesia kebanyakan yang tidak bangga akan rambut hitamnya. Hidungnya mancung dan matanya yang sayu. Agak mirip orang India malah. Kulitnya pun sedikit bule kalau saya perhatikan lebih mendetail. Suaranya yang empuk, menambah hangat suasana malam itu.

“Kenapa sih gak jadi penyanyi aja..?” Tanya saya melanjutkan percakapan sebelumnya.
“Males bang” jawabnya. “Jaman sekarang tidak murni lagi
“Maksudmu..?”
“Kalau dulu seorang penyanyi betul-betul mempunyai kualitas dan skill sebagai seorang penyanyi dan dengan penuh perjuangan bisa meraih ke tangga popularitas. Contohnya Titiek Puspa, Nien Lesmana, Lilis Suryani dan penyanyi-penyanyi jadul lainnya yang memang bersuara bagus dan punya keahlian menguasai panggung. Gak seperti jaman sekarang yang punya vocal dikit yang penting tampi berani, jadi deh..”
“yah, itukan tahun 65-an, jaman lagi susah” sahut saya sambil membetulkan selimut. “AC-nya kecilin dikit dong, mulai kedinginan nih”.
“Eh, kecilin sendiri sana…!!” teriaknya tapi tetap merdu. “Lagian siapa suruh tidur telanjang..?”
“Huh payah…!!” gerutu saya. Sambil mengambil remote dan mengecilkan AC, sayapun berkata “ terus..?”
“Terus bagaimana Bang…?”
“Yah Ceritamu tadi…”
“Ouuu…….. Ya itu tadi Bang, penyanyi jaman dulu memang betul-betul matang secara kualitas. Contoh lainnya di tahun 80-90 an Bang. Banyak penyanyi berbakat yang memang mengandalkan kemampuan olah tarik suaranya, sebut saja Mel Shandy atau mungkin Ita Purnamasari. Trus berlanjut sama Krisdayanti atau mungkin juga Tri Diva itu Bang. Mereka emang bener-bener penyanyi, makanya lagu-lagu mereka menjadi legenda dan dikenang sampai sekarang.”
“ehhmm…..lah kalo jaman sekarang…?”
“Yahh…coba liat jaman sekarang deh Bang. Bentar Bang, benerin “ini” dulu…”
“Apaa tuuh…?”
“Hush, mau tau ajah”. Oh ya, liat penyanyi-penyanyi jaman sekarang. Banyak yang dikarbit asal-asalan, malahan banyak yang jual tampang dan sedikit pamer tubuh sana-sini, yang penting dapat order, padahal suaranya pas-pasan.
“Contohnya siapa tuh..?” jawabku yang mulai tertarik.
“Yahh… si Abang, kan banyak tuh muncul di media masa, Koran, tipi ato mungkin di internet-internet. Masak gak tau sih bang..? jawabnya tinggi lagi.
“Ya sudah…sudah…entar aku cari tahu sendiri..” tukas saya. Gak enak rasanya suasana malam ini jadi rusak gara-gara ke katrok an saya.
“Tapi bukan berarti gak ada loh Bang, penyanyi berkualitas jaman sekarang” sahutnya. “Contohnya yah si Agnes, suaranya bagus tuh…, juga Nurhaliza, kan suara mereka bagus dan enak. Tau, mereka jadi legenda gak…?”

“Trus, kamu gak mau seperti itu…? Prinsip kah…?”
“Yup, gak pa-pa gagal yang penting gak sampai merendahkan diri.”
“Kalau begitu, kenapa gak jadi fotomodel ajah sekalian..? Toh, aku rasa kamu bisa jadi top supermodel..?”
“Yaahh, sama ajah Bang…….!!!”
“Kok bisa…?”
“Iya bang, dulu saya pernah jadi finalis salah satu majalah terkenal. Sewaktu menjalani karantina, ditawari oleh panitia, kalau mau menang bayar sekian. Untuk juara harapan sekian, juara ke tiga sekian, kedua sekian, apalagi pertama.”
“Lah kok gak dibayar”
“Sudah ku bilang Bang, gini-gini aku masih punya prinsip. Lagipula harganya itu masuk kisaran jut-jutan Bang…!!
“Yahh….bilang ajah gak punya duwit…hihihi……” tawa saya mengejek.
“Eh Bang waktu itu sudah kubilang sama mamak tentang masalah itu. Dan mamak mau aja, bahkan rencana menjual tanahnya, biar puterinya bisa jadi artis terkenal.”
“Terus..?”
“Akunya yang gak mau Bang, percuma ajah terkenal tapi gak jujur. Ibaratnya, percuma ajah kaya raya tapi hasil gak genah (tidak pantas)…itu prinsipku Bang.”
“Hm……mungkin waktu itu sebaiknya kamu terima tawaran itu. Lantas setelah terkenal dan banyak uang, terus berhenti. Kan banyak tuh artis-artis yang dulunya tampil gila-gilaan, habis gitu insaf trus bisnis kecil-kecilan hasil dari gila-gilaannya dulu.”
“Wah kalo itu Bang, terserah mereka sih. Insaf gaknya kita kan gak tau. Itu timbul dari hati mereka sendiri. Yang pasti, harusnya kita juga menghormati mereka yang sekarang, bukan mereka yang dulu. Kalau sekarang mereka banyaknya “tertutup” bahkan ada yang makai jilbab, ya lihat sekarangnya. Jangan mikirin pas mereka tampil minim. Itu juga prinsip loh Bang…..”

“Tapi,” sahut saya cepat.
“Paling tidak, mereka hidup makmur sekarang, tidak seperti kau…”“Beli gula susah, beli beras susah, bayar sekolah anak-anak ajah nunggak…..huahahaha…!!!”

Opo ae….!!!” Teriak Rijal, temen se-kamarku yang gundul, tinggi besar. Persis tugu pahlawan.

"Eh, itu si rijal yah bang..?”
“Iya, dia marah, tidurnya terganggu. Gara-gara kita ngobrol terus dari tadi”
“Iya yah Bang, sekarang pulsa enak yah…sudah murah ada bonus Free Talk lagi…Ya udah yah Bang, aku tidur dulu. Ngantuk nih..”
“Oke lah, aku juga ngantuk”
“Cepet pulang lohh bang, anak-anak kangen. Daaaah……….!!!”

Terdengar nada beep tanda telepon di tutup. Dan saya pun, menekan tombol bergambar telpon warna merah.

Prinsip. Istriku memang mempunyai prinsip yang teguh. Walaupun terlihat remeh namun dia punya itu. Dan saya menghormati keputusan Istriku dan saya bangga akan Dia.

Sulaman ALLAH


Tulisan yang sederhana ini betul-betul layak untuk direnungkan. Paling tidak untuk saya sendiri, dan bisa "merangkai" pengetahuan saya yang terpotong-potong. Tulisan ini saya dapat dari buletin Friendster.com. Mengingat betapa "dalam" kandungan isi tulisan ini, saya rasa saya PATUT (atau mungkin harus?) untuk mempublikasikannya di tempat saya corat-coret ini.

TORAS. H
sudutblog

====================================================================


Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan.

Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku danberkata dengan lembut:

"Anakku,lanjutkanlah permainanmu,
sementara ibu menyelesaikan sulaman ini;
nanti setelah selesai, kamu akan
kupanggil dan kududukkan di atas
pangkuan ibu dan kamu dapat melihat
sulaman ini dari atas. "Aku heran,
mengapa ibu menggunakan benang hitam dan
putih, begitu Semrawut menurut pandanganku.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil, "Anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. "

Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga- bunga yang indah,dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali.

Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. Kemudian ibu berkata,"Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola,ibu hanya mengikutinya.

Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan. Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah, "Allah, apa yang Engkau lakukan?" Ia menjawab : " Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah," Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah? "

Kemudian Allah menjawab," Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu dibumi ini. Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu.

"Subhanallah..."

Beruntunglah orang2 yang mampu menjaring ayat indah Allah dari keruwetan hidup di dunia ini. Semoga Allah berkenan menumbuhkan kesabaran dan mewariskan kearifan dalam hati hamba-Nya agar dapat memaknai kejadian2 dalam perjalanan hidupnya, seruwet apapun itu.

Amin.

jangan Karena Dunia semata , merasa indah hanya karena kita mabuk & Berzina (Free sex) merasa hidup paling indah, padahal itu hal yg paling terburuk dalamhidup kita, krn selalu terbawa suntuk oleh pikiran buruk atau jorok, sebaiknya jagalah keperawanan Hati kalian, karena kalo keperawanan hati kalian hilang maka hancurlah pikiran kalian, dan suramlah hidup kalian...

(aurora Jasmine)

Senin, 14 April 2008

Perang Dunia III dan Lagu dangdut

Pada tanggal 12 April 2008, Direktur IMF, Dominique Strauss-Kahn, mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Bahwa krisis pangan akhir-akhir ini telah mengganggu stabilitas ekonomi dalam skala luas. Bila berlangsung terus menerus, kemungkinan besar akan meletus Perang Dunia III.

Dominique Strauss Kahn
(Presiden IMF)

Tercatat banyak demonstran yang muncul akibat melambungnya harga pangan, seperti Bangladesh, Mesir dan Filipina. Bahkan pemerintah Filipina meminta bantuan kepada lembaga-lembaga internasional agar ikut membantun menangani krisis pangan yang terjadi di Negara itu. Yang paling mengejutkan terjadi di Haiti. Setelah terjadi penjarahan di toko-toko yang menjual sembako, rakyat menggulingkan perdana menteri Jacques-Edouard Alexis, dan kini berdemontrasi menurunkan Presidennya.

Kalau kita tengok lagi ke belakang, beberapa puluh tahun yang lalu. Nampaknya kelaparan dan krisis pangan memang telah memicu perang dunia. Contoh paling kongkrit adalah Jerman. Setelah menyerahnya kerajaan Jerman secara tiba-tiba pada PD I, Jerman terpaksa menandatangani persetujuan Versailles. Salah satu poinnya adalah Jerman harus membayar kompensasi perang sebesar US$ 5 milliar. Gampang ditebak, dengan denda sebesar itu, rakyat Jerman mengalami krisis pangan yang hebat. Kondisi ini memunculkan tokoh yang kelak mengubah sejarah dunia, Adolf Hitler. Dengan kemampuan berpidato, propaganda dan skill politik lainnya, Hitler mengenalkan slogan Arya dan Lebensraum. Jerman adalah ras arya, ras yang ditakdirkan memimpin dunia, untuk itu ras arya butuh tempat/ruang hidup (lebensraum). Akibat berbagai macam penderitaan yang dideritnya, penduduk jerman menjadi buta dan mau saja mengikuti sang Fuehrer ini. Dan, jerman dengan Nazi-nya lalu menyikat negara-negara hingga terjadi PD II. Dalam film dokumentasi “When Hitler Fought Stalin”, BBC melaporkan terjadinya penjarahan besar-besaran bahan pangan yang dilakukan oleh Nazi ketika menduduki Ukraina (dulu masuk Uni Soviet).

Adolf Hitler

Beberapa tahun kemudian, ditempat yang jauh dari Jerman, krisis pangan juga menimbulkan kerusuhan yang mengerikan. Indonesia pada awal tahun 1965, inflasi terjadi tanpa bisa dikendalikan oleh pemerintah. Dari 2 digit menjadi 3 digit, bahkan terjadi inflasi sampai 650%. Biaya hidup pun naik dari Rp 100/perhari menjadi Rp 16rb perhari. Bahkan menjadi Rp 150rb pada Juli 1966. (nyt 18/01/1965). Hutang Indonesia pada waktu itu mencapai jutaan dollar AS tapi tidak digunakan untuk pembangunan ekonomi, hanya digunakan untuk pembangunan simbol-simbol politik (Hermawan Sulistyo, Palu Arit di Ladang Tebu). Akibatnya terjadi krisis pangan yang berkepanjangan dan mencapai klimak dengan terjadinya Gestapu. Dan berlanjut juga dengan tragedi pembunuhan massal.

Memang Indonesia tidak secanggih Nazi yang mengubah kelaparan menjadi negara superpower, namun paling tidak terjadinya “perang saudara” ini diakibatkan oleh krisis pangan dan melambungnya harga-harga sembako. Sementara lapangan pekerjaan semakin menyempit ditambah para pekerja yang merasa gajinya tidak mampu membuntuti harga-harga sembako.

Hal-hal yang terjadi di tahun 65 ini nampaknya terulang lagi di Indonesia. Antrian mitan, harga sembako yang tidak terkontrol, serta biaya hidup lainnya yang tidak terkejar oleh masyarakat berbanding terbalik dengan kehidupan mewah para wakilnya. Sudah sering kita dengar, para dewan minta anggaran ini dan itu, tunjangan sana dan sini yang nilainya sama dengan kebutuhan pokok beberapa KK dalam satu bulan. Kejadian yang hampir mirip di tahun 65-an. Ketika masyarakat menderita kelaparan, para anggota dewan dan partai justru terlihat bergaya hidup borju. Bahkan menjelang peristiwa gestapu, Aidit dan delegasi-delegasi partainya terlihat semakin intens mengadakan kunjungan ke luar negeri, yang tentu saja membutuhkan biaya.


Kalau saja pada tahun 65 tersebut, para wakil lebih banyak konsentrasi mengurusi rakyat daripada partai dan golongannya, kemungkinan besar tidak terjadi “mass massacre” yang masih terasa hingga sekarang. Kalau saja hutang luar negeri tersebut digunakan untuk kepentingan ekonomi bukan kepentingan symbol-simbol politik, mungkin saja negara kita menjadi sedikit lebih makmur. Ingat saja, hutang-hutang tersebut masih belum lunas hingga sekarang. Kalau saja, anggota dewan kita pada jaman sekarang mau menyisihkan gaji-gajinya, mau hidup bersih, mau memikirkan rakyatnya, kemungkinan besar tidak akan terjadi krisis pangan yang terjadi belakangan ini.

Kalau saja, kamu taahu…………
Betapa lapar, perutku……..
(gubahan dari lagu dangdut, Caca Andika)

Jumat, 11 April 2008

Symphony of Flame and Frost

Berbicara mengenai Gus Dur pasti tidak akan ada habisnya. Bicaranya yang ceplas-ceplos dan tajam, pemikirannya yang cerdas dan sulit ditebak, membuatnya menjadi tokoh nasional yang sangat menarik untuk diikuti. Kritikannya kepada banyak pihak membuat lawan dan kawan politik jadi keder dibuatnya. Gus Dur emang Ruaar biasa. Ibarat pesilat, Gus Dur adalah pendekar mumpuni, pilih tanding. Kemampuannya untuk membaca jurus-jurus yang akan dikeluarkan oleh lawan, membuatnya bisa mengantisipasi. Ibarat pecatur, Gus Dur bisa membaca beberapa langkah kedepan dan membuat pertahanan sekaligus menyerang balik. Dan yang paling fenomenal adalah warisan Gus Dur pada “kosakata” percakapan bahasa Indonesia . “Gitu aja kok repot”. Kalimat yang sungguh fantastis. Saya sering mengutip kalimat ini kalau sudah terpojok pada debat kusir di warung-warung kopi. Sekaligus memikirkan serangan selanjutnya. Wis tah, kalau sudah deket-deket ama Gus Dur, pasti kita akan merasa duduk dekat perapian. Bisa hangat dan nyaman, tapi juga harus waspada, bisa-bisa kita jadi "gosong".

Muhaimin Iskandar adalah tokoh yang low profile.Tidak banyak masyarakat yang tahu siapa beliau ini. Bahkan mungkin kebanyakan masyarakat NU sekalipun tidak akan mengenalnya bila pas berpapasan di jalan. Muhaimin mempunyai pengalaman kerja segudang dan aktif diberbagai macam organisasi. Sebut saja, - Ketua Umum PMII; - Kepala devisi kajian Lembaga Pendapat Umum Jakarta (1992); Ketua Umum Pengurus Besar PMII (1994-1997); Sekretaris Jenderal DPP PKB (1998-2000), tidak membuatnya menjadi “politikus selebritis” yang tenar. Tidak terlalu banyak “move” dalam karirnya berpolitik. Bahkan ketika terjadi sedikit “polemik” pada saat pengangkatannya sebagai ketua PKB, Muhaimin terlihat santai, malah Pamannya, Gus Dur yang terlihat berapi-api dalam masalah ini.

Dalam dunia musik, kalau kita ngomong “symphony”, maka orang pasti akan terbayang akan musik-musik klasik dengan nuansa abad 18-an. Dan banyak orang pasti dengan gampang akan menyebut pakar-pakar musik ini. Seperti Beethoven, Mozart, Bach dan Vivaldi. Pada masa lampau, kebanyakan hanya para bangsawan dan orang-orang kaya saja yang bisa melihat dan mendengar sekaligus menikmati karya-karya besar para pakar tersebut. Konser musik ini dipimpin oleh seorang dirijen yang mengatur para pemainnya. Dengan hebat, dirijen bisa mengatur musik. Mengatur tempo-temponya. Cepat berubah menjadi kalem, dari kalem berubah lagi menjadi cepat. Dan para penonton yang orang-orang berduitpun, mantuk-mantuk menikmati. Persis seperti saya kalo lagi dengar musik ini, mantuk-mantuk cuman……..gak ngerti.Tak heran bila symphony identik dengan orang pinter dan kaya.

Dalam era globalisasi ini, semua arus informasi menjadi sangat deras. Bagaikan airbah yang menyapu semua bidang. Tak terkecuali dunia musik. Sekarang, adikarya milik Beethoven, Mozart dan yang lain-lain, bukanlah barang yang mewah. Semua orang dengan mudah bisa memilikinya. Jangan heran bila mendengar musik-musik klasik dari bilik kamar kost-kostan. Musik ini bukan lagi menjadi barang langka.

Globalisasi pun juga menyapu ke dalam dunia politik.

Pada bulan Maret 27, 2008, Gus Dur selaku Dewan Syuro PKB memecat Muhaimin sebagai Ketua Umum partai ini. Pemecatan ini dilakukan oleh Gus Dur karena menganggap Muhaimin menggalang kekuatan dalam tubuh PKB untuk mendongkel Gus Dur. Yang diluar dugaan, Muhaimin melakukan perlawanan balik dengan keras. Muhaimin bertekat untuk meneruskan permasalahan ini hingga ke pengadilan. Ini jelas sebuah kejutan dalam panggung politik Indonesia. Dalam tubuh PKB, Dewan Syuro adalah dewan yang paling tinggi. Apapun perkataan dari dewan ini ibarat perkataan sang raja. Kata-kata raja harus dijalankan. Hirarki yang saya tangkap dari PKB, Dewan Syuro “diatas” ketua harian. Gus Dur diatas Muhaimin. Globalisasi telah merambat ranah politik. Protes Muhaimin kita harapkan membawa globalisasi positif. Globalisasi telah merambah “keluarga”. Sang paman harus berhadapan dengan keponakan.

Sang dirijen bernama "Politik" tengah memainkan musik symphony. Dia memainkan dan mengolah nada-nadanya dengan dahsyat. Putaran temponya bisa berubah-ubah sewaktu-waktu. Penuh kejutan.

Sang dirijen tengah “memainkan” Gus Dur dan Muhaimin Iskandar. Dirijen ini tengah memainkan symphony yang berjudul “Symphony of flame and frost”.





Kamis, 10 April 2008

Jatuh bangun aku mengejar mu………….

Jatuh bangun aku mencintaimu…………
Namun dirimu, tak mau mengerti……

Kutipan sair diatas diambil dari lagu dangdut. Saya tak tau persis siapa yang membawakannya, namun menurut teman saya, lagu ini dibawakan oleh Kristina Dangdut (KD). Benar tidaknya, saya tidak tahu. Yang sangat pasti saya ketahui bahwa lagu ini TIDAK dibawakan oleh Slank.

Slank, group rock yang saya kenal baik semenjak saya smp ini (serius, saya kenal baik dengan mereka. Entah kalau mereka, kenal saya atau tidak) semakin lama semakin “garang”. Beberapa tahun lalu, Slank masih membawakan lagu-lagu yang bertema social yang mereka ambil dari kehidupan mereka sendiri. Contohnya lagu “Memang” (bahkan ini lagu pertama kali saya nge-band) konon, menyuarakan ketidakadilan ekonomi yang mereka alami. Penampilan mereka yang terkesan “slengekan” identik dengan tidak punya duwit pada jaman itu. Bahkan saya sendiri pernah sendiri mengalami “perbedaan kelas ekonomi” ini. Saya ingat, sewaktu saya masih SMA, pergi ke Plasa Tunjungan dengan memakai celena pendek potongan (celena panjang yang saya potong selutut), bersandal jepit harus mengalami “pengawasan melekat” dari pihak sekuriti disana. Penampilan miskin seperti saya dan mungkin juga Slank, sangat mengkhawatirkan bagi pihak-pihak sekuriti.

Kini Slank sudah terkenal dan juga pasti sudah kaya. Mereka bertahan lebih dari 10 tahun. Masa yang lumayan panjang, pastinya pula mereka juga mengalami “jatuh-bangun”. Tapi, tetap Slank menyuarakan lagu-lagu yang bertema social. Bahkan lebih gagah lagi, Korupsi. Tidak tanggung-tanggung yang mereka kritik, DPR (walaupun tidak secara eksplisit).

Indonesia yang jatuh bangun ini tidak memelekkan para anggota dewan yang terhormat. Mereka masih terkesan acuh bahkan buta terhadap kondisi bangsa Indonesia yang sudah carut marut ini. Kemiskinan, antrian mitan, biaya pendidikan yang melangit, bencana alam, kecelakaan dan lain-lain yang membawa bangsa ini pada kondisi jatuh bangun tidak mempengaruhi mereka untuk “melakukan” korupsi. Hal yang tentu saja, membuat seniman kreatif macam Slank untuk berusaha mengingatkan mereka melalui lagu-lagu bertema anti-korupsi.

*menurut rekan saya, Indonesia tidak jatuh-bangun, karena jatuh terus dan tertimpa tangga pula, kapan bangunnya..?. Saya membalas, pasti bangun, Indonesia pasti bangun kalau disentuh bagian sensitifnya. Coba saja tutup Dolly (lokalisasi di Surabaya), pasti banyak yang bangun menentang….”*

Lagu Slank ini jelas membuat anggota DPR meradang. Bahkan berencana menuntut Slank. Menurut salah anggota DPR, kritik-kritik boleh saja asal jangan kelewatan. Walaupun, DPR membatalkan tuntutannya (Jawa namun tetap saja terlihat lucu, karena kalau di pengadilan pasti bunyinya “Negara vs Slank”. Mirip judul film. Bahkan mirip perseteruan paling aneh di dunia, satu Negara (Amerika) melawan satu orang (Osama bin Laden).

Terlihat lucu karena DPR merasa bahwa lagunya Slank itu fitnah. Menurut pemahaman saya, fitnah itu tuduhan tanpa bukti. Betulkah Slank mem-fitnah DPR..? kalau betul, alangkah kejamnya Slank karena fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.

Tanggal 9 April 2008, penyanyi yang mempopulerkan lagu dangdut jatuh bangun, Kristina dikabarkan shock berat, bahkan jatuh pingsan, siuman trus pingsan lagi. Pokoknya jatuh bangun lah. Ini terkait dengan penangkapan Suaminya Al-Amin Nasution di tangkap oleh tim anti korupsi (KPK). Kristina semaput, kemudian bangun lagi. Lalu mendengar kabar bahwa suami tertangkap di sebuah kamar hotel mewah di Jakarta itu bersama PSK. Kristina pasti semaput lagi. Al-Amin ditangkap KPK atas tuduhan korupsi. Apa kaitannya antara Kristina dengan Slank..?


Jatuh bangun aku mencintaimu….
Namun dirimu, tak mau mengerti….

Saya jadi pengen mendengar dan melihat Slank membawakan lagu dangdut ini.

Dengan gayanya yang selengekan khas rocker, celana sobek-sobek selutut, bertelanjang dada, Slank menyanyi sambil goyang dangdut…….


Awas, UU-ITE…..!!!

Rabu, 09 April 2008

Bola Salju UU - ITE

Persis seperti dugaan, UU-ITE menggelending kencang tanpa arah, menabrak tanpa ampun, tanpa lihat siapapun. Persis seperti dugaan semula, yang tertabrak langsung melakukan perlawanan balik. Simak saja perlawanan mereka ini melalui petisi online. Pada saat saya melihat hasil petisi, terdapat 7978 Total Signatures

Beberapa situs dibawah ini di blok oleh Pemerintah yang alergi : Youtube, MySpace, Metacafe, Rapidshare, Multiply, Liveleak dan Themoviefitna.com. Sama seperti reaksi awal para pengguna user internet di Indonesia, ketika UU-ITE mulai berlaku, hampir semuanya menyatakan bahwa pemblokiran situs-situs semacam ini tidak perlu di generalisir. Sebab, tidak semuanya user melakukan aktivitas yang bertentangan dengan UU - ITE.
Myspace, misalnya, situs relationship atau pertemanan(mirip friendster.com) ini dibuat berdasarkan orientasi ke arah para musisi untuk memperkenalkan karya-karya mereka. Menurut sumber saya yang user di MySpace, fitur-fitur di situs ini sangat mendukung untuk aktivitasnya. Bahkan banyak user-user situs ini yang berasal dari Indonesia, yang musisi indie label memanfaatkannya untuk dapat di-apresiasi oleh musisi-musisi dari luar yang lebih bagus skillnya atau lebih berpengalaman. Dan yang lebih hebat lagi, user-user dari Indo memanfaatkan situs ini untuk melakukan promosi dan menjual "Masterpiece" yang mereka hasilkan. Mereka memperoleh "transfer" ilmu dari luar dan mendapat rejeki dari situs yang diblok ini. Tentu saja pemblokiran ini membuat mereka menjadi sedih karena tertutup informasi dari luar dan tertutup pula rejekinya. Harapan sumber saya ini agar "sebaiknya yang bisa di lakukan sebaiknya di lakukan aja karena menanggapi masalah seperti ini kayaknya gak ada habisnya, sebisanya kita untuk meminta pemerintah agar memahami apa yang jadi sebuah harapan bagi bangsa indonesia karena banyak informasi yang lebih berharga di luar sana. nek ngene carane iso tambah goblok kabeh loh Tor..butul tidak ...?" tambahnya.

Hal yang sama seperti pemblokiran Youtube. Pemblokiran ini dilakukan hanya karena adanya film "Fitna" yang dinilai sangat menghina suatu umat beragama. Apakah Pemerintah sudah melakukan penelitian mendalam akibat negatif dari pemblokiran ini...? Kemungkinan besar, banyak juga komunitas di Indonesia entah itu musik, budaya, film atau juga sales yang memanfaatkan Youtube sebagai sarana untuk melakukan promosi produk atau pemikiran atau karya seni mereka...? Hanya karena satu film saja, saya rasa tidak perlu seluruh situs ini di blok. Hanya karena satu salak busuk, masak seluruh kebun di tebang...?

Yang paling dikhawatirkan oleh banyak pihak adalah akibat dari pemblokiran "hantam-kromo" ini. Dengan banyaknya situs yang tidak bisa di akses, sedikit atau banyak pasti memberikan pengaruh negatif kepada perkembangan dan kemajuan negara ini. Kita yang sudah ketinggalan, pasti akan semakin tertinggal. Jangan-jangan kita akan menjadi salah satu peninggalan di bumi ini. Coba simak opini dari Harian Surya tentang bagaimana Pemerintah India memanfaatkan derasnya arus dari internet demi kepentingan rakyat mereka.

Bagaimana nih Pemerintah Indonesia..? Kapan memperhatikan kepentingan rakyat indonesia..? (sengaja tak tulis kecil karena rakyat indo bener-bener kecil)


Minggu, 06 April 2008

Selamat Jalan Charlton Heston

Berita duka; Telah meninggal dunia, Charlton Heston pada hari sabtu malam, 5 April 2008 di tempat tinggalnya Calif, Beverly Hills.

Charlton Heston adalah aktor yang melegenda hingga saat ini. Beliau telah membintangi hampir seratus lebih judul film, termasuk pilm-pilm berkelas macam The Ten Commandment, Ben Hur, Planet of the Apes dan tampilnya juga dalam teater panggung.

Beliau lahir di Illinois dan mengalami keretakan keluarga (orangtuanya cerai) sewaktu berumur 10 tahun. Badai dalam hidupnya ini tidak membuatnya patah semangat, malah membuat Heston memperlihatkan prestasinya. Sewaktu masih duduk di SMA, Heston ikut terlibat dalam pilm pertama yang menggunakan audio suara sebagai Mark Antony di William Shakespear's Julius Caesar. Pada periode 50'an Heston melejit karirnya dalam pilm-pilm kolosal. Berperan sebagai Nabi Musa dalam The Ten Commandment, sebagai Michelangelo dalam The Ectasy and Agony, sebagai Judah Ben-Hur dalam Ben-Hur. Sekitar tahun 60'an hingga awal 70'an, Heston membintangi pilm-pilm fiksi termasuk yang sangat diingat orang hingga saat ini, Planet Of The Apes. Tidak berhenti di sini, Heston pada tahun 70'an-hingga awal 2000 juga terlibat sebagai Cardinal Richeliu dalam The Three Musketeers. Bahkan Heston ikut mampir juga sebagai Cameo dalam Wayne's World 2, Tombstone dan True Lies, Remakes dari Planet of the Apes. Diluar pilm-pilm Hollywood, Heston terlibat dalam proyek-proyek seperti serial TV The Treasure Island, serial TV rohani, The King James Version. Dalam panggung teater dan hiburan, membawakan acara Saturday Night Live, sebagai Sherlock Holmes. Sulit untuk mengingat semua prestasi Charlton Heston yang membuatnya meraih 11 piala oscar.

Belum lagi karir politiknya. Heston ikut dalam tim sukses Adlai Stevenson dan John F, Kennedy dalam pemilu presiden amerika. Ikut tampil juga bersama Martin Luther King menyuarakan persamaan hak. Mengkampanyekan UU senjata (Gun Right), menentang perang Vietnam dan banyak lagi gerakan politik positif yang dilakukan oleh Heston. Mengingat sumbangsih yang begitu besar dalam Hollywood dan gerakan politiknya yang menentang kekerasan dan mendukung persamaan manusia, Dunia harusnya ikut berduka cita dan merasa kehilangan atas kepergian Charlton Heston. Selamat Jalan Pahlawan..........





Sabtu, 05 April 2008

Ketika HAM berbenturan dengan INTEGRASI

Pada tanggal 4 April 2008, Pemerintahan RRC secara resmi menyatakan bahwa mereka telah berhasil "menghentikan" gerakan separatis masyarakat Uighur, yang bahkan masih menurut mereka dilakukan pada saat tentara China melakukan tekanan represif kepada provinsi mereka yang lain, Tibet, pada bulan Maret 2008. Kalau melihat apa yang dilakukan pemerintahan China di Tibet, kemungkinan besar dilakukan pula di propinsi Xianjang ini, dimana etnis minoritas Muslim Uighur bermukim. Hampir bisa dipastikan terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Uighur sana. Ada hal yang aneh kalau kita berbicara masalah HAM dengan pemerintahan China ini. Nampaknya pemerintahan China tidak bergeming mendapat protes keras dari pihak-pihak luar mengenai aksi dan tindakan mereka terhadap masyarakat sipil. Tentu kita tidak lupa terhadap peristiwa Tianannmen. Berkali-kali dan berulang-ulang China mendapat tekanan keras karena pelanggaran HAM mereka, berkali-kali pula mereka tidak menghiraukan.

Mengapa Pemerintah China berani melakukan hal semacam itu...?

Integrasi. Nampaknya Pemerintah China alergi terhadap semua hal yang mengancam integrasi mereka. China mempunyai sejarah yang sangat panjang semenjak masih berbentuk kerajaan abad-abad lampau hingga sekarang. Berbagai macam bangsa/kerajaan yang berhasil menginvasi China, sebut saja Mongolia, Inggris atau Jepang . Atau juga mereka mengalami masa perpecahan yang diakibatkan oleh bangsa China sendiri yang biasa di sebut Disunity Period

Semenjak pemerintahan komunis mulai berkuasa, pemerintahan RRC belajar dari masa lampu China. Integritas di atas segala hal. Tidak perduli dan tidak takut melawan tekanan dari pihak asing mengenai pelanggaran HAM. Memang serba salah bila kita berbicara mengenai HAM atau integrasi. Bila kita menjadi pemimpin suatu negara dan ada propinsi yang melakukan gerakan separatis, apa yang harus kita lakukan...? dengan asumsi bahwa segala macam bentuk dialog dan diplomasi damai sudah buntu, apalagi yang harus kita lakukan untuk mempertahankan integritas negara yang kita pimpin..? Membiarkannya menjadi terpisah dengan negara kita..? atau melakukan intervensi militer dengan risiko terjadi pelanggaran HAM..?
Pilihan yang sulit, apalagi kalau sudah ada tekanan dari pihak asing. Pilihan yang sulit bagi negara yang lemah....

Ingat saja tentang pemerintah RI yang harus rela melepaskan Timor Timur terpisah dari NKRI. Hanya karena mendapat tekanan bertubi2 dari pihak asing (terutama investor), RI terpaksa melaksanakan referrendum untuk Timtim yang berakibat merdekanya propinsi ini, dan yang lebih konyol lagi, pembela Tanah Air ini, Enrico Guterres menjadi tahanan di negara yang ia bela mati-matian dan kelompoknya, Besi Merah Putih dibubarkan oleh pemerintahan Timor yang baru. Walaupun Guteres bebas pada tanggal 4 April 2008, namun tetap dia harus mendekam di penjara atas tuduhan pelanggaran HAM yang dia lakukan. Ingat pula atas kejadian pulau Sipadan dan Ligitan.

HAM atau Integrasi...?

Kalau pertanyaan itu ditujukan kepada Pak Karno, jawabannya jelas, "Negara Kesatuan" apapun resiko dan taruhannya. Kalau pertanyaan yang sama ditujukan kepada saya, jawaban saya akan sama seperti jawaban Pak Karno, Integrasi. Tidak takut akan tuduhan pelanggaran HAM..?
Yang namanya mempertahankan kesatuan yang dicapai dengan nyawa, apapun harus dibayar. Buat apa kita punya tentara kalau tugasnya tidak untuk mempertahankan NKRI...?
Tidak takut akan tekanan dari luar negeri...?
Dari siapa...? Dari Australia..? Amerika...? Eropa...?
Kita cukup membalikkan pertanyaan semacam ini dengan pertanyaan terhadap semua negara yang sering gembar-gembor akan HAM. Apakah mereka semua tidak pernah melakukan pelanggaran HAM...?
Coba tengok sejarah berdirinya Australia, apa yang mereka lakukan terhadap suku asli penghuni benua itu, Aborigin...? Bagaimana negara ini berdiri kalau tidak dengan melakukan pengusiran (pasti ada aksi militer) terhadap suku Aborigin..? Bagaimana jawaban mereka kalau suku ini minta separoh tanah Australia untuk diberikan kepada Suku yang sebenarnya pemilik asli tanah Australia...?
Atau kepada Amerika. Negara ini bahkan pelanggar HAM terberat di seluruh dunia. Mulai aksi militerisme mereka kepada suku asli pemilik tanah Amerika, Indian pada abad-abad lampau hingga sekarang. Aksi militer mereka di Vietnam, Afghanistan, Irak dan mungkin sebentar lagi Iran. Belum lagi dukungan membabi-buta Amerika kepada Israel yang mengakibatkan rakyat Palestina kehilangan Hak Asasi Manusia.
Kalau mereka bertanya kepada kita mengenai HAM dan integrasi, sebaiknya mereka harus bertanya kepada diri mereka sendiri.
Maukah pemerintah Amerika mengembalikan separoh, sekali lagi separoh saja tanah mereka kepada pemilik aslinya...? maukah pemerintah Amerika membagi sedikit saja tanah mereka kepada rakyat Palestina agar mereka tidak terlunta-lunta di tanah kelahiran dan tanah SAH mereka sendiri, sehingga rakyat Palestina mendirikan negara Palestina merdeka di Amerika, maukah...?

Kalau memang untuk negara kesatuan, maukah anda semua melakukan segala hal termasuk intervensi militer dengan risiko terjadi pelanggaran HAM...?

Jumat, 04 April 2008

Shine dan wanita Indonesia

Pada akhir bulan maret kemarin, yahoo.inc me-release situs yang menargetkan khusus para wanita berumur antara 25-45 tahun, Shine. Alasan utama Shine menargetkan wanita dikarenakan wanita lebih banyak sebagai “decision maker” dalam rumah tangga terutama urusan belanja, Masih menurut Yahoo, banyak pemasang iklan yang berusaha menjangkau konsumernya lebih “dekat dan langsung”, terutama untuk barang-barang rumah-tangga, retail dan produk-produk farmasi. Inilah alasan utama diluncurkannya situs khusus wanita ini.



Menurut Amy Iorio, vice president for Yahoo Lifestyles, riset juga menunjukkan bahwa para wanita menyenangi situs yang mengkombinasi antara konten bervariasi (termasuk advertising didalamnya) dan tool komunikasi yang terdapat situs tersebut (YM&mail yahoo terbukti sangat efektif untuk Yahoo memasarkan iklan-iklannya). Masih menurut Iori, “''These women were sort of caretakers for everybody in their lives,'' They didn't feel like there was a place that was looking at the whole them -- as a parent, as a spouse, as a daughter. They were looking for one place that gave them everything.''

Para wanita manapun di dunia ini seperti “makelar dalam hidupnya sendiri”. Belanja adalah nomor satu bagi mereka. Dan yang paling utama menurut Iori, females tend to blog more than males.”

Riset internal yang dilakukan yahoo ini justru harusnya “membuka mata kita”. Harus kita Tanya kepada yahoo terutama bagian Lifestyle nya……..”sudahkah anda melakukan riset ini kepada wanita Indonesia…?”

Shine jelas menargetkan untuk wanita yang “melek tehnologi” dan itu bukan untuk wanita Indonesia….!!!

Sebagian besar wanita Indonesia masih “gaptek”, walaupun banyak yang sudah mampu menguasai tehnologi informatika (computer dan internet) namun sampai sejauh mana…? Berapa persen jumlahnya diseluruh rakyat Indonesia..? Disaat wanita-wanita di luar negeri sudah mahir mengoperasikan computer dan internet (bahkan banyak yg menggantungkan hidupnya melalui jual-beli online), wanita kita, Indonesia, masih berkubang dalam kemiskinan. Jangankan internet, memegang computer saja tidak pernah. Ini kenyataan pahit yang tidak bias kita pungkiri. Rasanya, semakin lama Indonesia semakin jauh tertinggal.

Bagaimana ini wanita-wanita Indonesia….? Akankah kalian harus menunggu kembali kartini-kartini modern yang bisa me-remping kabel LAN, mengoperasikan windows dan Linux, blogging, menguasai sricpt php, vbulettin dan lain-lain yang berbau informatika..? kenapa tidak berusaha menjadi kartini seperti ini…?

Kamis, 03 April 2008

Dilema UU ITE 2008

Semenjak Depkominfo mengeluarkan peraturan baru mengenai situs-situs porno yang akan diblokir tertanggal 26 Maret 2006, maka banyak sekali pihak-pihak yang berteriak-teriak memprotes diberlakukannya UU ITE ini. Menkominfo menyatakan bahwa pemblokiran situs-situs porno yang sangat marak di dunia maya ini berdasarkan "akal sehat". Sebetulnya, berdasarkan pengamatan sederhana di beberapa warnet di Surabaya, para pemilik warnet dan operator warnet juga menyetujui pemblokiran ini, alasannya adalah :

  1. Semakin banyak pengunjung situs porno, bandwith semakin banyak tersedot.
  2. Semakin banyaknya virus dan software-software dari konten situs porno yang terinstall otomatis di komputer warnet.
  3. Rawan dan riskan teguran dari masyarakat sekitar, terutama warnet-warnet di daerah-daerah luar Surabaya kota.
  4. Dan alasan-alasan lainnya
Cuma, masalah yang timbul sekarang adalah justru dari UU itu sendiri. Banyak pihak, terutama pemilik warnet yang menilai bahwa UU sangat bias dan ini rawan pemerasan....
coba saja baca ini :
Pasal 26 : Setiap orang dilarang menyebarkan informasi elektronik yang memiliki muatan pornografi, pornoaksi, perjudian, dan atau tindak kekerasan melalui komputer atau sistem elektronik.

Ancaman dendanya 1 milyar atau 1 tahun penjara....!!!

Pertanyaan yang muncul kemudian:

apa dan bagaimana batasan dari muatan pornografi..?

  1. Kalau sampai saat ini masih belum jelas konsep dan batas pornografi, maka banyak kerancuan di dalam UU ITE ini, termasuk yang dipertanyakan adalah "ketegasan" dari para aparat penegak hukum.
  2. Dendanya yang sangat di luar batas kewajaran semakin mengaburkan batas antara "denda" dengan "pungli"
Bias dari UU baru mengenai info dan tekno inilah yang sekarang paling banyak santer ditentang oleh masyarakat yang terutama menggantungkan hidupnya dari bisnis warnet. Bayangkan atau mungkin sudah pernah melakukan perbincangan dengan pemilik warnet, berapa penghasilan bersih mereka per tahun..? sanggupkah mereka membayar dendanya dari penghasilan mereka tersebut...?

Dan yang lebih "aneh" lagi..
Depkominfo menyatakan akan membagi-bagikan software blokir situs porno secara gratis. Namun, yang terjadi adalah UU ITE ini sudah keluar sebelum software blokir dari Depkominfo sudah dibagikan secara gratis.
Maka kemungkinan besar yang terjadi adalah "sweeping" dilakukan oleh oknum sebelum pemilik warnet bersosialisasi dengan software gratis dari Depkominfo.

Suara sumbang lainnya datang dari mereka-mereka yang cukup paham dari dunia internet.
"Porno tidak perlu dari situsnya langsung........banyak jalan menuju Roma". Melihat hal ini, efektif kah software tersebut...?

Lalu, bagaimana sikap kita menanggapai UU ITE 2008 ini dengan berbagai macam "bias" yang terkandung didalamnya..?

"Menurut hemat saya sebaiknya berhenti dulu melakukan kegiatan elektronik (copy-meng copy) dari hardware apapun dan manapun format apapun, agar terhindar dari oknum-oknum nakal dan bagi anda-anda pelaku bisnis penyedia jasa elektronik yang bisa mengakses situs-situs internet, bersiap-siaplah gulung tikar dan beralih ke bisnis lainnya..."