Kamis, 31 Juli 2008

They Are Just Decoys...............


WANTED THE MOVIE

Gimana jadinya hidup kita sewaktu kita tahu kalau Ayah kita dibunuh orang..? Bagaimana reaksi kita setelah kita tahu bahwa Ayah kita adalah pembunuh profesional...? Apa yang kita lakukan setelah kita tahu bahwa kita menurunkan bakat "skil" membunuh dengan sempurna dari Ayah kita....?

Pertanyaan-pertanyaan diluar dugaan itu terjadi pada diri Wesley Gibson (James McAvoy) hanya dalam waktu satu hari.........itupun setelah mengalami kejar-kejaran seru diiringi adu tembak menegangkan dengan seseorang yang dituduh sebagai pembunuh Ayahnya....

Sebelumnya, Gibson adalah seorang manager akuntan pada perusahaan kecil. Selain bergaji kecil, Gibson mempunyai penyakit saraf, setidaknya menurut Gibson sendiri. Dia kadang merasakan indranya tidak terkontrol sehingga membuat dia bisa melihat jarak jauh dan mendengar dari kejauhan. Untuk meredam penyakitnya ini, Gibson kecanduan dengan obat-obatan anti-anxiety (peredam nyeri saraf). Hidupnya monoton terus menerus seperti itu.... Dimarahi bos; diselingkuhi sang pacar dan obat-obatan tiada henti.

Namun, suatu malam, semuanya berubah ketika Gibson bertemu wanita cantik (paling cantik menurut saya) bernama Fox (Angelina Jolie) yang memberitahukan bahwa dia (Fox) kenal dengan Ayah Gibson dan terbunuh kemarin harinya dan sang pembunuh berada dibelakangnya.............!!!

Setelah kejar-kejaran antar mobil (saya pengin melakukannya kalo bersama Jolie :malu: ) Gibson akhirnya terseret pada "sebuah" perkumpulan rahasia berusia ratusan tahun "Fraternity" dimana Ayahnya menjadi anggotanya tanpa sepengetahuan Gibson selama ini. Fox mengajari Gibson bagaimana mengeluarkan "bakat" turunan istimewanya. Sedangkan ketua Fraternity, Sloan (Morgan Freeman) mengajari Gibson "falsafah" wajib Fraternity. Semua itu dilakukan Fraternity untuk membentuk Gibson menjadi Pembunuh sempurna pengganti sang ayah. Semua target harus dibunuh oleh Gibson.
Sampai akhirnya, Gibson ternyata menjadi target dari Fraternity..............


Film ini mempunyai alur cerita yang kuat. Tegang..? so pasti.....Apalagi adegannya ada yang ide orisinil (menurut saya), menembakkan peluru secara melengkung........mirip tendangan pisang dalam sepakbola....dan konspirasi lumayan tinggi yang bikin penasaran........
Absurd memang, tapi mengasyikan..........wajib tonton bagi penggemar film aksi dan..........Jolie...:D

They are just Decoys...........


Video Thriller



WANTED
Director:
Timur Bekmatov
Starring :
Angelina Jolie
James McAvoy
Morgaan Freeman
Web : www.wantedmovie.com



Rabu, 23 Juli 2008

Quotes

"Great ideas come into the world quietly as doves. Perhaps then, if we listen attentively, we shall hear among the uproar of empires and nations a faint fluttering of wings, the gentle stirrings of life and hope."

Albert Camus



"When I was growing up, my father was fond of using sayings to encourage me to remember important lessons. One of his favorites was , Do you know the difference between a wise man and a fool?' He would then go on to say that a wise man makes a mistake only once. A fool makes the same mistake over and over again."

Robert B. Grady

Forgiveness is a funny thing. It warms the heart and cools the sting.

William Arthur Ward



A library is not a luxury but one of the necessities of life

Henry Ward Beecher








A gentleman is one who puts more into the world than he takes out.

George Bernard Shaw


A good novel tells us the truth about its hero; but a bad novel tells us the truth about its author.

G.K. Chesterton



Senin, 21 Juli 2008

Money Online



Saya mengenal istilah ini sewaktu membeli buku karangan mas Taufik Hidayat : "Langkah mudah Meraup Dolar Lewat Internet". Waktu itu saya membelinya bukan karena ingin mencobanya, tapi dikarenakan ada cd bonus dari buku tersebut. Walaupun gak pernah dapat pendidikan yang sejenis, tapi cd itu menyertakan pula template-template dan script-script gratis yg emang saya senang utak-atik.

Walaupun buku itu sangat mudah untuk dimengerti, namun saya masih belum berusaha untuk mencobanya. Selain tidak yakin akan bisa, masih banyak yang perlu saya pelajari, misalnya SEO, RSS Feed Burner ato istilah-istilah lain yg saya lumayan geblegh untuk memahaminya. Hampir lebih dari setahun buku itu hanya menjadi koleksi, sampai akhirnya karena aktivitas blogwalking yang mengasyikkan, saya sampai tertambat di blog berita yang bikin betah ditunggu beritanya. Ada nasehat dari bang Jarar Siahaan di blog tsb tentang money online ini......

Good Advice...

Jadi pengin juga mengikuti mereka-mereka, apalagi kondisi ekonomi Indonesia yang semakin seperti "rancu bana"....kebutuhan hidup yang tidak bisa di "cover" dengan gaji yang ***** ini (tetep saya bersyukur atas ini).......membuat saya memberanikan diri untuk "bertarung" mengais rejeki dari segi lain............

Lewat meditasi, perhitungan nogodino, fengshui dan klenik-klenik lainnya...sukses juga blog saya di restui oleh mbah google. Lumayanlah....walaupun jelek amat penampilannya, tapi di restui itulah yang bikin saya seneng.....
Saya cuman berharap dari blog itu agar bisa mendapat sedikit ilmu dan tambahan rejeki, selain itu agar bisa meng-counter dari Easterlin Paradox, saya juga berusaha "mengibarkan" bendera opini saya tentang hubungan ekonomi dan kebahagiaan. Hitung-hitung juga agar bisa mengikuti arus globalisasi yang semakin menggila ini...

Semoga...........

Minggu, 13 Juli 2008

True Story About Mr. Giman

Pernik - Pernik dari Bhakti Sosial

Pak Giman, bujang dari Madiun ini merantau hingga sampai ke Banyuwangi. Ini dilakukannya agar bisa mencari pekerjaan dan penghidupan yang layak. Tatkala sampai di kota paling ujung timur Pulau Jawa tersebut, tepatnya di desa Singotrunan, Pak Giman menjadi tukang becak. Tidak terlalu layak memang, namun beliau melakukannya dengan giat. Kehidupannya mulai menjadi cerah ketika beliau bertemu dengan janda beranak satu (laki-laki), bernama Maryam. Atas dasar cinta, Giman dan Maryam pun menikah dan mulai membangun bahtera baru dengan pengharapan tinggi selangit. Kehidupan rumah tangga mereka semakin ramai dan ceria seiring dengan bertambahnya keluarga baru, putri pertama pasangan ini yang diberi nama Maswah.

Giman dan Maryam memang tidak beranjak maju taraf ekonominya. Hati Giman mulai bingung dan sedih. Bagaimanakah caranya menghidupi dan bahkan menyekolahkan dua orang anaknya..?
Kebingungan ini semakin "menghantam" kepala Giman tatkala sang istri mulai hamil bayi kedua mereka atau calon ketiga anak mereka.
Bagaimana.....bagaimana.....dan bagaimana....?
Pertanyaan-pertanyaan macam itulah yang menghantui benak Giman.

Sang anak pun lahir. Diberi nama Wiwik. Sedangkan sang penanggung jawab mulai khawatir akan masa depan mereka semua, anak-anaknya. Dijaman itu, virus urbanisasi mulai melanda sebagian besar masyarakat Indonesia. Tak ketinggalan juga Giman yang terkena "penyakit" sosial ini. Berbekal minim keahlian, tanpa punya pengalaman kerja, Giman meninggalkan keluarganya, termasuk Wiwik yang masih berumur 3 bulan untuk menuju ke kota besar, Surabaya. Sayangnya, kepergian sang ayah ini dilakukannya tanpa ijin terhadap Maryam sang istri.

Semenjak kepergian tanpa pamit sang suami, Maryam kelimpungan, pontang-panting menghidupi sendirian anak-anaknya. Uluran tangan datang dari seorang Haji dari daerah Melik. Beliu bersedia mengambil asuh Wiwik, menyekolahkan hingga membesarkannya, termasuk memberikan suami ketika Wiwik sudah dewasa. Sedangkan Maswah, kakak Wiwik pun, mendapat bantuan dari sanak-famili yang tinggal di Semarang. Sehingga Maswah menjadi warga desa Batang - Semarang.

Di pihak lain, seperti kebanyakan urban di Indonesia, Giman bukannya mendapat pekerjaan yang lebih baik, tapi kembali menjadi tukang becak. Kondisi ini jelas lebih buruk daripada ketika Giman di Singotrunan, Banyuwangi. Karena di Banyuwangi, meskipun tukang becak, tapi Giman masih bisa menghidupi secara sederhana keluarganya, mengingat masih ada lahan tanah yang bisa dibuat bercocok tanam kecil-kecilan. Tapi ketika di Surabaya, Giman semakin terpuruk. Biaya hidup tinggi, persaingan ketat mengakibatkan Giman hanya bisa menyewa timpat tinggal di pinggiran sungai Kalimas Surabaya, tepatnya di kampung tak berijin, Dinoyo Tenun.

Pekerjaannya sebagai tukang becak, membuat Giman sering mangkal di Pasar Wonokromo. Tempat Giman berjumpa dengan Darmi, penjual nasi pecel. Sering makan di warung itu, membuat kedua hati mereka saling terpaut. Bahkan Giman melangkah lebih jauh, menikahi Darmi. Tatkala pesta pernikahan usai, Giman baru bercerita bahwa dia masih punya keluarga bahkan bayi 3 bulan yang ditinggalinya di Singotrunan - Banyuwangi. Rasa cinta dan rasa "nrimo" khas orang Jawa, menutupi perih hati Darmi. Diapun menerima Giman apa adanya, bahkan menyuruh Giman untuk kembali ke Banyuwangi, menengok sang istri dan putri. Kekurangan biaya, menunda Giman kembali kepada sang istri. Namun, Giman tetap bertekad untuk bertanggung jawab kepada semua pihak. Salah satu bentuknya adalah, memboyong Darmi untuk mengontrak di rumah kecil di daerah Kedung Rukem, belakang Plasa Tunjungan - Surabaya.

Hari berganti, tahun bertambah............Sekitar 25 tahun yang lalu, Giman ijin pergi menengok sang putri. Giman tidak mengetahui bahwa Wiwik, sudah punya suami bahkan sudah pindah dari Singotrunan ke dusun Melik. Diantar istri lamanya, Maryam, Giman pun untuk pertama kalinya bertemu dengan Wiwik yang saat itu sudah punya 2 orang putri. Giman memohon ma'af atas semua dosa dan kesalahannya dan juga meminta agar Wiwik mau ikut pergi ke Surabaya. Wiwik meng-ikhlaskan semaunya, bahkan Wiwik ikut pergi ke Kedung Rukem. Perjumpaan pertama kalinya Wiwik dengan Ibu Tiri, Darmi tatkala putri Wiwik bernama Lina berumur 3 tahun. Akan tetapi Wiwik keberatan untuk tinggal bersama ayah kandungnya, karena Wiwik merasa berat meninggalkan ayah angkatnya yang dirasakan Wiwik lebih sayang daripada sang ayah kandung. Semenjak itu, keluarga ini mulai kehilangan kontak.

Jaman pun mulai beralih. Keadaan politik dan ekonomi Indonesia yang serba kacau menghantam semua lapisan masyarakat, tak terkecuali Giman-Darmi. Giman masih menjadi tukang becak, sedangkan Darmi yang sekarang lebih banyak di sebut Mbok berjualan bawang merah (brambang). Tak heran, si mbok sering dipanggil mbok brambang oleh masyarakat sekitar. Peralihan kekuasaan, janji-janji politik akan kenaikan taraf ekonomi hanya terjadi di "atas", bukan di Giman-Darmi. Makan tidak teratur, kurang gizi, seringnya Giman membecak hingga jauh malam, mengakibatkannya jatuh sakit, bahkan lumpuh. Becak terhenti terkayuh. Sumber ekonomi tergantung pada satu sumber, dagangan mbok Darmi. Disatu sisi, rumah kontrakan semakin lama semakin besar tanggungannya. Sang warga bersimpati, namun si mbok, masih berusaha mempertahankan harta alaminya, harga diri. Tidak mau dicap pengemis, si mbok pergi dari kedung rukem. Mendorong becak yang terdapat sang suami dan bawang. Giman hanya bisa tertidur didalam becak, sedangkan si mbok tetap berjualan. Membeli bawang di pasar Pabean untuk dijual kembali secara keliling dengan keuntungan minim. Hanya tekad baja dalam hati yang bisa membuat si mbok mendorong becak kesana kemari dengan kaki uzurnya dan tangan keriputnya.

Setiap pagi si mbok menjajakan bawang. Tatkala siang mulai datang, ketika orang-orang sudah mulai memasak, dagangannya pun tutup. Tinggal si mbok mencari tempat berteduh untuk sang suami. Biasanya di bawah pohon pinggiran kota ganas, Surabaya. Saat panas mulai mengalahkan payung teduh dari pohon, si mbok beranjak pergi, mendorong becak, mencari tempat berteduh lainnya. Sedangkan malam mulai datang, si mbok mencari tempat tidur di pinggir-pinggir jalan. Biasanya berada di jalan Anjasmoro. Sedangkan pak Giman tetap tidur bertekuk lutut, didalam becak. Sudah hampir setahun mereka hidup seperti itu.

Tatkala keadaan sudah semakin mencemaskan, pertolongan datang dari TUHAN Yang Maha Esa...........melalui tangan-tangan usil nan jahil namun berhati tulus dan ikhlas.....member dari forum Kaskus.us regional Surabaya mengulurkan bantuan. Berbekal rasa kemanusiaan, mereka memberikan bantuan kepada si mbok dan pak Giman berupa : pengobatan medis, tempat tinggal layak dan modal usaha. Dibantu keluarga besar kaskus.us, pak Giman pun mendapat perawatan medis yang layak di RS Haji - Sukolilo, Surabaya.

Dengan semangat khas arek-arek Suroboyo, kaskuser regional Surabaya, mulai mengurus seluruh keperluan pak Giman sekaligus mbok Darmi. Bahkan mengusahakan "reunifikasi" keluarga pak Giman. Penyakit pak Giman sudah terlanjur sangat parah, komplikasi akut. Kondisi ini bertambah buruk ketika psikologis pak Giman mulai guncang, teringat akan sang putri Wiwik yang sudah 25 tahun tidak bertemu. Berbekal 5 kata dari si mbok (pak Giman sudah sulit berkomunikasi); Maryam, sawahan-Singotrunan, Wiwik, Welik (harusnya Melik, namun si mbok mengucapkannya Welik), regional surabaya berangkat ke Banyuwangi. Pendekar Kemanusiaan bukan hanya di Surabaya, di Banyuwangi, rasa kemanusiaan yang tinggi membuat rekan KOTIB ikut membantu mencari Wiwik, putri Pak Giman agar bisa bertemu. "Agen rahasia" pun sukses menemukan ibu Wiwik. Melalui perbincangan kecil, ibu Wiwik bersama suami ikut pergi ke Surabaya, menemui sang Ayah. Permohonan terakhir dari Pak Giman.

Sabtu, 06.00 pagi, Ibu Wiwik akhirnya berjumpa kembali dengan ayah kandungnya. Isak terharu mewarnai suasana sekitar ruangan A, Gedung Marwah Lt 3, RS Haji Surabaya. Tangisan pecah ketika jam 07.58, Pak Giman akhirnya menghembuskan nafas terakhir........................ Dengan besar hati di dada, Ibu Wiwik memohon kepada seluruh pihak untuk mengubur jenazah sang ayah di kampung halamannya. Berdekatan dengan ibu kandungnya, Maryam yang lebih dulu pergi menghadap Ilahi................ Dengan keluasan hati pula, Ibu Wiwik meminta kepada ibu tirinya, Mbok Darmi agar mau tinggal bersamanya di Banyuwangi......

si mbok teringat suaminya :



Selamat Jalan Pak Giman..............
Selamat Menempuh hidup barumu Mbok Darmi.............

Galery :

Jumpa Pertama
















Kondisi awal Pak Giman
















Gantian Jaga :






Mbok Darmi dan Ibu Wiwik, 2 Wanita Besi dari Timur.


"Rumah" Terakhir Pak Giman

Detik - detik terakhir : Klik
Prosesi Jenazah : Klik
Agen Slamet : Klik, yang menelusuri jejak keluarga Alm. Pak Giman.
Menuju Banyuwangi : 1, 2 dan 3
Rekan rekan dari Banyuwangi, yang bantuannya tidak terhingga : 1 & 2
Me and Mrs. Wiwik's Husband : klik
Berkunjung ke makam : klik
Ibu Wiwik dengan Suami : klik
Pak Mustofa, Cucu Jauh Alm. Pak Giman : Klik
Balik ke Surabaya : klik
Narsis dulu ah........ : klik
Maybe we loss, but we've been fight with proud